membaca=menulis

Minggu, 13 November 2011
Penulis pemula seperti saya beranggapan bahwa menulis adalah sekedar menulis, yaitu mencurahkan segala ide di otak dan menuliskannya di media. Ternyata pendapat saya salah. Menulis bukan sekedar menulis, kita harus terlebih dahulu mengetahui tema dan informasi apa saja yang akan kita tulis. Lalu bagaimana caranya agar wawasan kita luas dan mengetahui berbagai? Jawabannya hanya dengan membaca. ya, menulis dan membaca adalah kegiatan yang saling berhubungan. Kita membaca untuk menulis. Memperkaya ilmu diri untuk kemudian dikeluarkan dalam ide-ide kita. Begitulah yang dikatakan teman saya, Iqbal.

Saya pun mengetahui beberapa hal baru tentang penulisan dan bacaan:

1. Tidak ada tulisan yang netral
Pada dasarnya semua tulisan mempunyai tujuan tertentu untuk diterbitkan, apakah untuk memotivasi si pembaca, memberi informasi kepada si pembaca, atau memberi doktrin kepada si pembaca. Itulah yang disampaikan Mr. Sudarya, dosen Critical Reading saya.

2. Penulis mempunyai ciri khas tersendiri dalam tulisannya.
Baik saya, anda, Andrea Hirata, atau siapapun punya gaya tersendiri dalam menulis. Semisalkan dalam mendeskripsikan buah apel. maka akan banyak versi tulisan yang didapat karena baik saya, anda, maupun Andrea Hirata akan mengambil perspektif yang berbeda sesuai basic knowledge kami.

3. Write, write, and write
Menurut teman saya, Iqbal, yang tulisannya sering dimuat di media dan menjuarai lomba Esai HUT Jakarta di kampus saya, untuk menjadi penulis hebat, yang dibutuhkan hanyalah menulis, menulis, dan menulis. Kita tak kan bisa hebat dalam hal menulis bila kita tidak pernah menulis. Menulislah semaumu, pada awalnya, tentang hal yang anda sukai.

0 komentar:

Posting Komentar