depressed

Kamis, 28 April 2011
ia susah ditebak.

aku seperti sudah lupa bagaimana mengenal wanita, karena hanya ia yang aku kenal betul. luar dalam. beribu nikmat yang tak terlupakan.
menjilat ludah sendiri, itu yang dikatakan hatiku. tak mungkin berlutut memintanya kembali lagi. ia pasti sudah kebal dengan kata-kata manis yang lebih dianggap bualan daripada pujian. 


untuk si bunga yang indah

Rabu, 27 April 2011
Malam ini handphone saya sepi, tak ada pesan singkat atau telepon untuk saya. Seribu kenikmatan sudah pergi, sedang heboh dengan si Utama.
Aku, sebenarnya tak jauh beda. 
Tapi semua berubah kemarin. Telepon darinya seakan menjadi saat terakhir suasana hatinya yang ramah untukku. Kini ia berbeda, sedikit canggung dan cuek. Tak ceplas ceplos dalam bertutur dan tidak ada lagi kata-kata indah darinya. 


Semua berawal dari sini!!!

Sabtu, 23 April 2011

6 teman ku ini Pemuda Pemudi hebat.

Nadia dengan pengalaman organisasinya yang wuih, jauh melebihi umurnya sekarang. Si ibu guru yang sangat suka dengan anak kecil dan menjadi wanita yang tak pernah lelah dengan kegiatan apapun.
Tommy dengan keistiqomahannya, kesibukannya tak jadi masalah untuk selalu bermanfaat untuk sekitarnya. Meskipun, kami bertiga sedikit merasa kehilangan sosoknya.
Mas Iqbal, sang panutan kami. Pengalamannya sungguh tak terduga. Jauh melebihi ekspektasi siapapun yang baru mengenalnya. Meskipun kadang sedikit galau, ia tetaplah panutan yang membuat kami bersemangat.
Shintia dan Bella. 3 serangkai dengan Nadia yang kemana-mana selalu bersama.
Ardy, mas boy ini selalu pintar membuat orang tertawa. Meskipun ia kurang pengalaman organisasi, ia menutupinya dengan semangat yang menggebu-gebu. Ketua Comdev FBS ini juga dikenal baik oleh para abang-abang kita di jurusan.
Terakhir, aku. Terserah lah mau memberi komentar apa. 

Mundur, mundur, mundur, lalu hilang...

........

Jumat, 22 April 2011
Namanya sama seperti teman SD ku dulu, sang juara kelas dari kelas 1 sampai 6. Tapi yang satu ini berbeda. Ia wanita biasa, tak banyak tingkah di depan orang banyak tetapi ia mampu membuat orang lain di dekatnya tertawa meskipun dalam hatinya ia sedang gundah. Ia tegar dan kuat. Humoris dengan pembawaan yang santai.
Jumpa pertama di depan rumah. Meminjam buku alasannya. Aku pun tak mengenal ia secara langsung. Ternyata ia menarik. Jarak yang dekat tak berarti apa-apa. Waktu pun berlalu begitu saja, sampai akhirnya ia mencuri perhatian di tahun ketiga. 
Keberhasilannya membuatku kagum, tak bisa membantah lagi. Aku semakin tertunduk. 
Sekarang ia sedang berjuang, sama denganku yang juga berjuang untuk akhirnya mengabdikan diri di masyarakat.




Hujan..

Minggu, 17 April 2011
Ia terlihat kuat, tetapi wanita tetaplah wanita. 
Pasti ingin diperhatikan pria.

my ibu guru..

Jumat, 15 April 2011
Dalam indahnya mimpi, ia muncul. Si ibu guru yang membuatku terpesona. Entah mengapa ia bisa hadir tanpa terduga. Ia energik, ia pandai bergaul, dan ia adalah ibu guru. 

Tuhan, aku ingin sekali berbicara padaMu mengenai dia, si Ibu guru yang meluluhkan hatiku.

In my way to UNJ..

Rabu, 13 April 2011


Hari itu tiada yang aneh. Just like the days before. Aku gas pol sepeda motorku ke kampus hijau tercinta. Hambatan macet ibukota sudah terlewati, berganti jalan sempit yang menanti untuk dilewati. Motor itu kuning, dengan wanita berkacamata di belakang si supir. Aku seperti mengenali wanita itu. Ya, aku yakin wanita itu adalah dia, si mantan dari si nomor satu.

Teringat bahwa aku juga pernah melewati jalan yang sama dengannya pada hari itu. Rok coklat, baju coklat, krudung coklat. Cocok sekali dengan kulitnya. 
Hari itu dia bersama laki-laki, entah siapa, yang jelas buka si nomor satu. Aku berusaha mendahului si kuning dengan mengintip diam-diam dari spion kecilku.


Apakah benar dia?
Sedang apa dia dengan pria itu?
Ada hubungan apa dia dengan pria itu?

Ah, sudahlah. Apa urusanku menebak-nebak dan mencari tahu. 
Aku mengenalnya semasa SMP. Akhir dari masa SMP ku. Tiada yang spesial darinya. Dia tidak menonjol diantara kawanan wanita tenar di sekolah. 



Metromini benar-benar menghambat pandanganku ke belakang. Kaca di samping kemudi tak sanggup menggambarkan luasnya ciptaan Tuhan ini.

Dimana dia?
Akankah dia benar-benar dia?

Akan kubuntuti mereka sampai ke kampus untuk memastikannya.
Benar-benar sial, aku kehilangan jejak. Entah dia sudah mendahuluiku, atau aku yang terlalu jauh meninggalkan mereka. 

Sudahlah, aku lupakan sejenak tentangnya. Kembali dengan rutinitas, masuk kelas dan mendengar dosen mengoceh.

mati ide..

Sabtu, 02 April 2011
dah lama gag keisi ni blog..
gw seperti keilangan kata2 yang padahal tiap hari gw dapet dari kuliah.
waduuh, ada apa dengan otak ini????
setelah melihat kalimat tadi, bener juga yaa,,
writing is not just about write, but the meaning inside there..
gw gag bs puitis,, gag bs merangkai kata2 indah buat mengungkapkan ide yang sebenarnya simpel.
ketika orang lain mengungkapkan kesepian dengan di sini aku terpojok, angin pun tak memperdulikanku,,
gw cuma bilang duh, sepi ni..
allright then, kayaknya puitis emang susah buat gw, jadi apa yang gw tulis, itulah ide gw..


menikmati indahnya rangkaian kata-kata dari upisufia
tanpa maksud menikmati kegelisahan di hatinya..